Selasa, 12 Agustus 2008

Review 100808



REVIEW BINCANG WIRAUSAHA
10 Agustus 2008 (19.00 – 20.00 WIB)
I radio - 88.7 FM

Praktisi : Bambang Handoko (Owner) dan Anton Budiono (GM)
Akademisi : Sigit (Batch 47) dan Krisna (Batch 48)
Penyiar : Panji
Tema : Competition
Reviewer : Tee

Indo Bakery

Indo Bakery adalah perusahaan roti yang udah berdiri sejak 26 tahun yang lalu. Indo Bakery terletak di Jln. Tinosidin, Kasihan, Bantul. Dan baru aja Grand Opening di Jln Godean, Yogyakarta, tepatnya di depan warung makan Mang Engking. Indo Bakery telah memiliki 50 buah outlet, 15 outlet di Yogyakarta sedangkan 35 outlet lainnya di luar kota. Awal mula perusahaan ini berdiri, belum ada pesaing hingga 10 tahun kemudian pesaing mulai muncul dan pelanggan dirasa berkurang. Sehingga, Indo Bakery harus memiliki strategi dalam menghadapi pesaing. Mengingat saat itu Indo Bakery berada pada posisi stagnan (bertahan). Strategi yang dilakukan Indo Bakery adalah bagaimana perusahaan bisa mencari celah seperti langkah utk melakukan promosi yang unik seperti pemberian voucher secara cuma-cuma. Setiap pelanggan yang membawa voucher langsung bisa mendapatkan roti. Selain itu, Indo Bakery juga telah memiliki keunggulan dibanding pesaing lainnya. Yaitu, resep yang bisa di ‘bandrek’ menjadi lebih enak dan rotinya yang pulen. Seperti menu andalan di Indo Bakery ini adalah roti pisang dan roti sobek yang rotinya puleen banget. Namun, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjalani suatu strategi perusahaan yaitu menjaga hubungan baik dengan konsumen dan supplier.
Dalam menjalankan suatu usaha selalu ada yang namanya pasang surut penjualan. Karena itu, perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang baik dengan pandai-pandai dalam melihat pasar. Ada lima hal dalam competitive forces (M. Porter) yang perlu diperhatikan dalam menghadapi suatu persaingan yaitu:
1.Persaingan segmen, yaitu seberapa banyak usaha yang membidik segmen pasar yang sama
2.Adanya ancaman dari pemain baru. Adalah bagaimana kita mampu melihat performa, kualitas serta harga yang mereka tawarkan.
3.Keberadaan produk substitusi
4.Bargaining power dari konsumen. Saat ini konsumen semakin canggih dan pintar dalam melakukan tawar-menawar harga.
5.Bargaining power dari supplier. Hal ini berkaitan dengan kenaikan harga dan performa kita dimata suplier. Semakin baik kita menjalani hubungan semakin mudah dalam melakukan kesepakatan dengan supplier

Sehingga, yang dapat disimpulkan sesungguhnya adalah bahwa yang paling utama bagi suatu perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya adalah bagaimana perusahaan itu sendiri menciptakan keunggulan dibanding pesaing baru lainnya.(Tee)

Tidak ada komentar: